99ASMAUL HUSNA DAN ARTINYA Asmaul husna adalah nama-nama Allah yang indah dan baik. Asma berarti nama dan husna berarti yang baik atau yang indah. Yang kita ketahui selama ini hanya 99 nama. Namun sesungguhnya para ulama berbeda pendapat mengenai jumlahnya. Ada yang berpendapat 100,132,200,1000 bahkan 4000 penjelasan asmaul husna.

TranslateAsma’ul Husna, Al `Adl ۩ THE JUST ۩۩ MAHA ADIL ۩ Dia yang berhak untuk melakukan apa yang Dia lakukan. Dia adalah keadilan mutlak. Keduanya baik dan buruk yang diperlukan, Allah menunjukkan satu dengan yang lain, hak terhadap yang salah, dan menunjukkan kepada kita akibat dari masing-masing, maka Dia membuat kita bebas menggunakan penilaian kita sendiri. Orang sering perlu mengalami dan mengetahui kebalikan dari sesuatu untuk memahaminya. Kita harus bersyukur untuk kebaikan dan menerima, tanpa penilaian pribadi atau keluhan, yang tampaknya tidak menjadi baik. 6 Al-Anaam – Surah BINATANG TERNAK Dan ini [Al Qur’an] adalah kitab yang telah Kami turunkan yang diberkahi; membenarkan kitab-kitab yang [diturunkan] sebelumnya dan agar kamu memberi peringatan kepada [penduduk] Ummul Qura [Mekah] dan orang-orang yang di luar lingkungannya. Orang-orang yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat tentu beriman kepadanya [Al Qur’an], dan mereka selalu memelihara sembahyangnya. 92 Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu [Al Qur’an, sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat merobah-robah kalimat-kalimat-Nya dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. 115 Jika dibacakan secara teratur orang tersebut akan melakukan keadilan dalam semua kasus. Juga rahasia yang terungkap dengan mengucapkan nama ini. Jika ditulis pada sepotong roti dan dimakan, orang tersebut akan memiliki cahaya dihatinya. Jika dibacakan secara teratur dengan jumlah yang tidak terbatas Allah Yang Mahakuasa akan membenarkan nya kasus secara damai. "Sesungguhnya Allah memerintahkan yang melakukan keadilan dan perbuatan baik orang lain dan memberikan kepada kerabat, dan Dia melarang perbuatan keji, jahat, dan pemberontakan, Dia menasihati Anda sehingga Anda dapat berhati-hati" Qur'an, 1690 Adl berarti moderasi, al-'adl yang atas menindas atau menjadi tidak adil kepada siapa pun di-Nya keputusan dan tindakan. Sebaliknya, Dia memberikan setiap orang apa yang ada pada beliau, Dia menempatkan segala sesuatu di tempatnya yang benar; tidak terjadi kemudian dari-Nya kecuali keadilan. Ia melakukan apa yang Dia kehendaki, dan ketentuan-Nya tentang hamba-Nya dilakukan. Dalam Surat al-Ana`m, Yang Mahakuasa berkata, "Dan firman Tuhanmu telah dicapai benar-benar dan adil; tidak dapat mengubah kata-kata-Nya, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui" Qur'an, 6115 Ia memerintahkan keadilan dan kesetaraan dan mengatakan sebagai berikut dalam Surat al-Nisa 'Wanita "Ketika Anda menjadi hakim di antara orang, Anda harus menilai dengan adil, sesungguhnya Allah menasehati Anda dengan apa yang sangat baik, sesungguhnya Allah Maha Melihat, Mendengar" Quran , 0458 Ada banyak tradisi meriwayatkan tentang Rasulullah menunjuk ke `adl dan menyoroti status mereka yang bertindak atasnya. Salah satunya adalah dengan mengatakan, Ada tujuh orang yang Allah akan menaungi pada hari akhir Hanya Imam, Seorang pemuda yang tumbuh memuja Allah, Seorang pria yang hatinya selalu melekat ke mesjid, Dua orang yang saling mengasihi demi Allah mereka bertemu dan mereka hanya sebagian sesuai, Seorang pria yang dicari oleh seorang wanita dari keunggulan dan keindahan [untuk seks terlarang], Dan kepada siapa ia mengatakan, `saya takut kepada Allah, Seorang pria yang membayar amal dan menyembunyikan tindakannya, begitu banyak sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang tangan kanannya memberi jauh, Dan seorang pria yang menyebut Nama Allah demi mengingat-Nya sementara air mata menetes. ▬▬▬▬▬ஜ۩***۩ஜ▬▬▬▬▬ Al`Adl. Artinya: Yang Maha Adil. Al Lathiif. Artinya: Yang Maha Lembut. Al Khabiir. Artinya: Yang Maha Mengenal. Demikian Arti Al Matin dalam Asmaul Husna, 99 Nama Allah Bacaan Latin Siapakah Asrul Sani dan Contoh Puisinya - Sobat yang sudah dan masih sekolah pastilah familier dengan sastrawan yang satu ini. Sastrawan yang dikenal sebagai salah satu sastrawan pembaharu sastra di Indonesia ini lahir di Rao, Sumatra Barat, 10 Juni 1927. Asrul Sani memulai pendidikan sekolah menengahnya dibidang tehnik, lalu masuk Fakultas Kedokteran Hewan, Bogor. Lalu ke Fakultas Sastra sebentar, balik lagi ke Fakultas Kedokteran Hewan, dari situ dia dapatkan gelar "doktorandes" pada tahun 1956. Sementara itu tahun 1951-1953 belajar di Akademi Seni Drama di Amsterdam, tahun 1955-1956 belajar film di USC Univ. of Southern California, Amerika. Nama Asrul pertama dikenal secara nasional adalah sebagai penyair pada kelompok pembaharu sastra Indonesia. la adalah satu dari tokoh penyair Angkatan '45, disamping Chairil Anwar dan Rivai Apin. Dibidang sastra ini disamping menulis puisi, ia juga menulis cerita pendek, esai, dan menterjemahkan banyak naskah teater. Pada masa revolusi ia menjadi Tentara Pelajar di Bogor, disitu ia menerbitkan koran Harian Bogor. Kemudian dia menjadi redaktur majalah kebudayaan Gema Suasana, anggota redaksi Gelanggang, ruang kebudayaan yang terkenal dari majalah Siasat, wartawan majalah kebudayaan Zenith. Kumpulan sajaknya terdapat pada "Tiga Menguak Takdir", bersama karya Chairil Anwar dan Rivai Apin. Kumpulan cerita pendeknya terbit dengan judul "Dari Suatu Masa Dari Suatu Tempat" Awal tahun 1950-an ia sudah mulai nampak tertarik pada seni film. Ia menjadi salah satu pelaku terpenting sejarah kebudayaan modern Indonesia. Asrul Sani, Chairil Anwar, dan Rivai Apin yang mengumpulkan karya puisi bersama-sama berjudul "Tiga Menguak Takdir" yang kemudian diterbitkan dalam bentuk buku di tahun 1950. Mereka bertiga bukan hanya menjadi pendiri "Gelanggang Seniman Merdeka", malahan didaulat menjadi tokoh pelopor sastrawan Angkatan antologi "Tiga Menguak Takdir" Asrul Sani tak kurang menyumbangkan delapan puisi, kecuali puisi berjudul "Surat dari Ibu". Sejak puisi "Anak Laut" yang dimuat di Majalah "Siasat" No. 54, II, 1948 hingga terbitnya antologi "Tiga Menguak Takdir" tadi, Asrul Sani tak kurang menghasilkan 19 puisi dan lima buah cerpen. Kemudian, semenjak antologi terbit hingga ke tahun 1959 ia antara lain kembali menghasilkan tujuh buah karya puisi, dua diantaranya dimuat dalam "Tiga Menguak Takdir", lalu enam buah cerpen, enam terjemahan puisi, dan tiga terjemahan drama. Puisi-puisi karya Asrul Sani antara lain dimuat di majalah "Siasat", "Mimbar Indonesia", dan "Zenith".Sastrawan Angkatan 45 bukan hanya dituntut bertanggungjawab untuk menghasilkan karya-karya sastra pada zamannya, namun lebih dari itu, mereka adalah juga nurani bangsa yang menggelorakan semangat kemerdekaan. Adalah tidak realistis sebuah bangsa bisa merdeka hanya bermodalkan bambu runcing. Namun ketika para "nurani bangsa" itu mensintesakan keinginan kuat bebas merdeka menjadi jargon-jargon "merdeka atau mati" dan semacamnya, maka, siapapun pasti akan tunduk kepada suara bukan hanya bersastra, pada tahun 1945-an itu Asrul Sani yang pernah duduk sebangku dengan sastrawan Pramoedya Ananta Toer sewaktu sekolah di SLTP Taman Siswa Jakarta, bersama kawan-kawan telah menyatukan visi perjuangan revolusi kemerdekaan ke dalam bentuk Lasjkar Rakjat Djakarta. Masih di masa revolusi itu, di Bogor dia memimpin Tentara Pelajar, menerbitkan suratkabar "Suara Bogor", redaktur majalah kebudayaan "Gema Suasana", anggota redaksi "Gelanggang", ruang kebudayaan majalah "Siasat", dan menjadi wartawan pada majalah "Zenith". Berikut 20 contoh puisi Asrul Sani yang bisa sobat simak. Tiada bersua dalam duniatiada mengapa hatiku sayangtiada dunia tempat selamalayangkan angan meninggi awanJangan percaya hembusan cederaberkata tiada hanya duniatilikkan tajam mata kepalasungkumkan sujud hati sanubariMula segala tiada adapertengahan masa kita bersuaketika tiga bercerai ramaidi waktu tertentu berpandang terangKalau kekasihmu hasratkan dikaurestu sempana memangku dakutiba masa kita berduaberkaca bahagia di air mengalirBersama kita mematah buahsempana kerja di muka duniabunga cerca melayu lipuhanya bahagia tersenyum harumDi situ baru kita berduasama merasa, sama membacatulisan cuaca rangkaian mutiaradi mahkota gapura astana rela. HARI MENUAI Lamanya sudah tiada bertemutiada kedengaran suatu apatiada tempat duduk bertanyatiada teman kawan berberitaLipu aku diharu sendusamar sapur cuaca matasesak sempit gelanggang dadasenak terhentak raga kecewaHibuk mengamuk hati tergarimelolong meraung menyentak rentakmembuang merangsang segala petuatiada percaya pada siapaKutilik diriku kuselam tahunkutimbul terasa terpancar terangistiwa lama merekah terangmerona rawan membunga sedanTahu akukini hari menuai apimengetam ancam membelam redamditulis dilukis jari tanganku. SUBUH Kalau subuh kedengaran tabuhsemua sepi sunyi sekalibulan seorang tertawa terangbintang mutiara bermain cahayaTerjaga aku tersentak dudukterdengar irama panggilan jayanaik gembira meremang romaterlihat panji terkibar di mukaSeketika teralpa;masuk bisik hembusan setanmeredakan darah debur gemuruhmenjatuhkan kelopak mata terbukaTerbaring badanku tiada berkuasatertutup mataku berat semataterbuka layar gelanggang anganterulik hatiku di dalam kelamTetapi hatiku, hatiku keciltiada terlayang di awang dendangmenanggis ia bersuara seniibakan panji tiada terdiri. INSAFSegala kupinta tiada kauberisegala kutanya tiada kausahutibutalah aku terdiri sendiripenuntun tiada memimpin jariMaju mundur tiada terdayasempit bumi dunia rayaruntuh ripuk astana cuacakureka gembira di lapangan dadaButa tuli bisu kelutertahan aku di muka dewalatertegun aku di jalan buntutertebas putus sutera sempanaBesar benar salah arahkuhampir tertahan tumpah berkahmuhampir tertutup pintu restugapura rahsia jalan bertemuInsaf diriku dera durhakagugur tersungkur merenang mata;samar terdengar suwara suwarnisapur melipur merindu akubukan ini perbuatan kekasihkutiada mungkin reka tangannyakerana cinta tiada mendera IBUKU DEHULU Ibuku dehulu marah padakudiam ia tiada berkataakupun lalu merajuk pilutiada peduli apa terjadimatanya terus mengawas dakuwalaupun bibirnya tiada bergerakmukanya masam menahan sedanhatinya pedih kerana lakukuTerus aku berkesal hatimenurutkan setan, mengkacau-balaujurang celaka terpandang di mukakusongsong juga - biar chederaBangkit ibu dipegangnya akudirangkumnya segera dikucupnya sertadahiku berapi pancaran nerakasejuk sentosa turun ke kalbuDemikian engkau;ibu, bapa, kekasih pulaberpadu satu dalam dirimumengawas daku dalam dunia. DI DALAM KELAM Kembali lagi marak-semarakjilat melonjak api penyucidalam hatiku tumbuh jahanamterbuka neraka di lapangan swargaApi melambai melengkung lurusmerunta ria melidah belahmenghangus debu mengitam belambuah tenaga bunga suwargaHati firdausi segera sentosaMurtad merentak melaut topanNaik kabut mengarang awanmenghalang cuaca nokta utamaBerjalan aku di dalam kelamterus lurus moal berhentijantung dilebur dalam jahanamkerongkong hangus kering aku kekasihku sayang;turunkan hujan embun rahmatmubiar padam api membelamsemoga pulih pokok percayaku. BATU BELAH Dalam rimba rumah sebuahteratak bambu terlampau tuaangin menyusup di lubang tepasbergulung naik di sudut tua membetul tinggimembukak puncak jauh di atasbagai perarakan melintas negeripayung menaung jemala rajaibu bapa beranak seorangmanja bena terada-adaplagu lagak tiada disangkakmana tempat ibu memintaTelur kemahang minta carikanuntuk lauk di nasi sejukTiada sayang;dalam rimba telur kemahangmana daya ibu mencarimana tempat ibu lasak mengisak panjangmenyabak merunta mengguling dirikasihan ibu berhancur hatilemah jiwa kerana cintaDengar.........dengar !dari jauh suara sayupmengalun sampai memecah sepimenyata rupa mengasing kataRang... rang... rangkupRang... rang... rangkupbatu belah batu bertangkupngeri berbunyi berganda ibu berfikir panjanglupa anak menangis hampirkalau begini susahnya hidupbiar ditelan batu bertangkupKembali pada suara bergelorabagai ombak datang menamparmacam sorak semarai ramaikerana ada hati berbimbangmenyahut ibu sambil tersedumelagu langsing suara susah;Batu belah batu bertangkupbatu tepian tempat mandiInsha Allah tiadaku takutsudah demikian kuperbuat janjiBangkit bonda berjalan pelantangis anak bertambah kuatrasa risau bermaharajalelamengangkat kaki melangkah ibu lenyap di matatimbul takut di hati kecilgelombang bimbang mengharu fikirberkata jiwa menanya bondalekas pantas memburu ibusambil tersedu rindu berserudari sisi suara sampaisuara raya batu bertangkupLompat ibu ke mulut batubesar terbuka menunggu mangsatutup terkatup mulut terngangaberderak-derik tulang belulangTerbuka pula, merah basahmulut maut menunggu mangsalapar lebar tercingah pangahmeraung riang mengecap sedap..Tiba dara kecil sendumenangis mencari ibuterlihat cerah darah merahmengerti hati bonda dara kecil sendumenurut hati menaruh rindu...Batu belah, batu bertangkupbatu tepian tempat mandiInsha Allah tiadaku takutsudah demikian kuperbuat janji. TURUN KEMBALIKalau aku dalam engkaudan kau dalam akuadakah begini jadinyajaku hamba engkau penghulu ?Aku dan engkau berlainanengkau raja, maha rayacahaya halus tinggi mengawangpohon rindang menaung bawah teduh engkau kembangkantaku berdiri memati haripada bayang engkau mainkanaku melipur meriang hatiDiterangi cahaya engkau sinarkanaku menaiki tangga, mengawankecapi firdausi melena telingamenyentuh gambuh dalam hatikuTerlihat ke bawahkandil kemerlapmelambai cempaka ramai tertawahati duniawi melambung tinggiberpaling aku turun kembali. DOA POYANGKU Poyangku rata meminta samasemoga sekali aku diberimemetik kecapi, kecapi firdausimenampar rebana, rebana swargaPoyangku rata semua sematapenabuh bunyian kerana suarasuara sunyi suling keramatkini rebana di celah jariku tari tamparku membangkit rindukucuba serentak genta genderangmemuji kekasihku di mercu laguAduh, kasihan hatiku sayangalahai hatiku tiada bahagiajari menari doa sematatapi hatiku bercabang dua. TERBUKA BUNGA Terbuka bunga dalam hatiku !kembang rindang disentuh bibir mengintip restu mengelopaknya bunga ini, layulahbunga lampau, sunting hatiku, dalam masa mengembara menanda dikauKekasihku ! inikah bunga sejati yang tiadakanlayu ? TAMAN DUNIAKau masukkan aku ke dalam taman- dunia, kekasihku !kaupimpin jariku, kautunjukkan bunga tertawa, kuntum tundukkan huluku tegak, mencium wangi tersembunyi gemalaikan di pipiku rindu daun beldu melunak aku takjob, engkau "Taman swarga, taman swarga mutiara rupa".Engkaupun aku gilakan rupa. SEBAB DIKAU Kasihkan hidup sebab dikausegala kuntum mengoyak kepakmembunga cinta dalam hatikumewangi sari dalam jantungkuHidup seperti mimpilaku lakon di layar terkelaraku pemimpi lagi penarisedar siuman bertukar-tukarMaka merupa di datar layarwayang warna menayang rasakalbu rindu turut mengikutdua sukma esa-mesra -Aku boneka engkau bonekapenghibur dalang mengatur tembangdi layar kembang bertukar pandanghanya selagu, sepanjang dendangGolek gemilang ditukarnya pulaaku engkau di kotak terletaklaku boneka engkau bonekapenyenang dalang mengarak sajak. KERANA KASIHMU Kerana kasihmuEngkau tentukansehari lima kali kita bertemuAku inginkan rupamukulebihi sekalisebelum cuaca menali suteraBerulang-ulang kuintai-intaiterus menerus kurasa-rasakansampai sekarang tiada tercapaihasrat sukma idaman badanPujiku dikau laguan kawidatang turun dari datukkudi hujung lidah engkau letakkanpiatu teruna di tengah gembalaSunyi sepi pitunang poyangtidak merentak dendang dambakulayang lagu tiada melangsingharam gemercing genta rebanaHatiku, hatikuhatiku sayang tiada bahagiahatiku kecil berduka rayahilang ia yang dilihatnya. TETEPI AKU Tersapu sutera piguradengan nilam hitam kelamberpadaman lentera alitberatus ribu di atas langitSeketika sekejap matasegala ada menekan dadanafas nipis berlindung guringmati suara dunia cahayaGugur badanku lemahmati api di dalam hatiterhenti dawai pesawat dirikuTersungkum sujud mencium tanahCahaya suci riwarna pelangiharum sekuntum bunga rahsiamenyinggung daku terhantar sunyiseperti hauri dengan kapaknyaRupanya ia mutiara jiwakuyang kuselami di lautan rasaGewang canggainya menyentuh rindutetapi aku tiada merasa... PERMAINANMU kau keraskan kalbunyabagi batu membesi benartimbul telangkaimu bertongkat uratditunjang pengacara petah fasihDi hadapan lawanmutongkatnya melingkar merupa ulartangannya putih , putih penyakitkekayaanmu nyata terlihat terangKakasihmu ditindasnya terustangan tapi bersembunyimengunci bagi paterikalbu ratu rat rapatKau pukul raja-dewasembilan cambuk melecut dadaputera mula penganti diripergi kembali ke asal aku kekasihkupermainan engkau permainkankau tulis kau paparkankausampaikan dengan lisanBagaimana aku menimbangkaulipu lipatkankau kelam kabutkankalbu ratu dalam genggammuKau hamparkan badandi tubir bibir penaka durjanajadi tanda di hari mukaBagaimana aku menimbangkekasihku astana sayangratu restu telaga sempanakekasihku mengunci hatibagi tali disimpul mati. HANYA SATU Timbul niat dalam kalbumu;terban hujan, ungkai badaiterendam karamruntuh ripuk tamanmu rampakManusia kecil lintang pukanglari terbang jatuh dudukair naik tetap terustumbang bungkar pokok purbaTeriak riuh/redam terbelamdalam gagap/gempita guruhkilau kilat membelah gelapLidah api menjulang tinggiTerapung naik jung bertudungtempat berteduh nuh kekasihmubebas lepas lelang lapangdi tengah gelisah, swara sentosa*Bersemayam sempana di jemala gembalajuriat jelita bapaku iberahimketurunan intan dua cahayapancaran putera berlainan kami bertikai pangkaidi antara dua, mana mutiarajauhari ahli lalai menilailengah langsung melewat abadAduh, kekasihkupadaku semua tiada bergunahanya satu kutunggu hasratmerasa dikau dekat rapatserupa musa di puncak tursina. BARANGKALI Engkau yang lena dalam hatikuakasa swarga nipis-tipisyang besar terangkum duniakecil terlindung alisKujunjung di atas hulukupuji di pucuk lidahkupangku di lengan lagukudaduhkan di selendang dendangBangkit gunungbuka mata mutiaramusentuh kecapi firdausidengan jarimu menirus halusBiar siuman dewi-nyanyigambuh asmara lurus lampailemah ramping melidah apihalus harum mengasap keramatMari menari dara asmarabiar terdengar swara swarnabarangkali mati di pantai hatigelombang kenang membanting diri. MABUK Ditayangan ombak bujang berseladijunjung hulu rapuh sematadikipasi angin bergurau sendalupakan kelana akan dirinya...Dimabukkan harum pecah terberaidiulikkan bujuk rangkai-rinangkaidatanglah semua mengungkai simpaihatimu bujang sekali mengintai di celah awanbersemayam senyum sayu-senduteja undur perlahan-lahanmukanya merah mengandung rendah rangkum-rinangkumtibun embun turun ke rumpunlembah-lembah menjunjung harummendatangkan kayal bujang sekaki dibuaikan sepoidalam cahaya rupa melambaipelik bunga membawaku ragulayu kupetik bunga setangkai gemelai permaidalam tanganku jatuh terserahkelopak kupandang sari kunilaidatanglah jemu mengatakan sudah...Bulan berbuni di balik awantaram-temaram cendera cahayateja lari ke dalam lautantinggallah aku tiada berpelita. DAGANG Susahnya duduk berdagangtiada tempat mengadukan dukabondaku tuan selalu terpandanghendak berjumpa apatah bonda merenungrasa-rasa Bonda mengeluhmengenangkan nasib tiada beruntungluka penceraian tiadakan garing seorang dirihati luka tiada berjampinangislah ibu mengenangkan kamirasakan tiada berjumpa diseru memohonkan restumoga kami janganlah piatuaduh ibu, kemala hulubukankah langit tiada berpintu?Sudahlah nasib tiada bertemusudahlah untung hendak piatubagaimana mengubah janji dahulusudah diikat di rahim ibu. SUNYI Kuketuk pintu masaku mudahendak masuk rasa kembalitaman terkunci dibelan pulatinggallah aku sunyi gelanggang tempat menyebungmasa bujang tempat beriakulihat siku singgung menyinggungaku terdiri haram disapa...Teruslah aku perlahan-lahansayu rayu hati melipurnangislah aku tersedan-sedanmendengarkan pujuk duka bangsi memanggil-manggiltersedu-sedu, dayu mendayutersalah aku diri terpencilbadan dilambung gelombang aku bertopang dagumerenung kupu mengecup bungalenalah aku sementara waktudalam rangkum kenangan teja serasa kulihatsuaramu dinda rasakan kudengardinda bersandar duduk bersikataku mengintip ombak gelombang menyembahkan lagukepada bibirmu kesumba patifikiranku melayang ke padang rinduwalaupun dinda duduk di sisi.

ApaArti Al Azim Serta Arti 99 Asmaul Husna. TRIBUNPEKANBARU.COM - Satu diantara 99 Asmaul Husna yang dimiliki oleh Allah SWT adalah Al Azim. Asmaul Husna Al Azim memiliki arti Yang Maha Agung. Al

Puisi Anak Laut Karya Asrul Sani Anak Laut Sekali ia pergi tiada bertopi Ke pantai landasan matahari Dan bermimpi tengah hari Akan negeri di jauhan Pasir dan air seakan b ercampur Awan tiada menutup mata dan hatinya rindu melihat laut terbentang biru Sekali aku pergi dengan perahu ke negeri jauhan dan menyanyi kekasih hati lagu merindukan daku Tenggelam matahari Ufuk sana tiada nyata bayang-bayang bergerak perlahan aku kembali kepadanya Sekali ia pergi tiada bertopi Ke pantai landasan matahari Dan bermimpi tengah hari Akan negeri di jauhan.
PengertianAsma'ul Husna. Asmaul Husna Al-Adl berarti Maha Adil. Keadilan Allah SWT bersifat mutlak, tidak dipengaruhi apapun dan siapapun. Allah Mahaadil karena Allah selalu menempatkan sesuatu pada tempat yang semestinya, sesuai dengan keadilan-Nya yang Maha Sempurna. Dia bersih dari sifat aniaya, baik dalam hukum-Nya maupun dalam perbuatan-Nya. - Satu diantara nama-nama Allah SWT yang terdapat dalam Asmaul Husna adalah Al Adl Al 'Adl. Al Adl artinya Yang Maha Adil. Keadilan Allah bersifat mutlak, tidak dipengaruhi oleh apa pun dan siapa pun. Allah yang berhak melakukan apapun yang ingin dilakukan-Nya. Allah yang membenarkan dan meluruskan segala sesuatunya dengan adil dan penuh keadilan. Allah SWT berfirman dalam Al-An’am ayat 115 وَتَمَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ صِدْقًا وَعَدْلًا ۚ لَّا مُبَدِّلَ لِكَلِمَٰتِهِۦ ۚ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ Wa tammat kalimatu rabbika ṣidqaw wa 'adlā, lā mubaddila likalimātih, wa huwas-samī'ul-'alīm Artinya Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu Al-Quran sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat merubah rubah kalimat-kalimat-Nya dan Dialah yang Maha Mendenyar lagi Maha Mengetahui. Selain Al Adl, terdapat nama-nama Allah lainnya. Asmaul Husna berjumlah 99. Nama-nama Allah tidak hanya menunjukkan keindahan. Namun juga mewakili keagungan serta kesempurnaan Allah SWT. Umat Islam dianjurkan berdoa menggunakan nama-nama Allah karena setiap Asmaul Husna itu memiliki arti dari sifat Allah. AsmaulHusna Al-Adl memiliki makna bahwa Allah SWT merupakan zat yang Maha adil dalam memperlakukan hambahambanya baik dari golongan malaikat jin maupun manusia. Manfaat menteladani asmaul husna al-akhir diantaranya hidup kita akan tenang karena tujuan terahir kita adalah Allah bukan masalah duniawi jika tujuan kita masalah duniawi maka tidak Puisi Islami – Puisi islami merupakan sastra Islami. Perkembangan dan histori Sastra islam tidak terlepas dari perkembangan sastra Arab. Puisi islami dalam peradaban Islam memiliki peranan penting. Sebelum abad ke 20 kesusteraan Arab di dominasi oleh Puisi. Tema-tema dalam puisi pada zaman ini berisi tentang puji-pujian atau sanjungan terhadap orang tertentu, keagamaan. Selain itu puisi islami sangat banyak dibaca di berbagai kalangan, disebabkan karena puisi islami bisa di konsumsi semua usia. Puisi islami untuk diri sendiri, remaja dan Dewasa akan dibahas mendalam dalam pembahasan kali ini. Puisi islami untuk diri sendiri, Remaja dan dewasa adalah puisi yang berisi pesan pesan kebaikan untuk dijadikan pengingat dan pedoman untuk dapat dilakukan perbaikan dan semangat dalam meningkatkan ibadah. Sebagian besar puisi islami itu bertujuan agar selalu mengingat Tuhan yang Maha Esa Puisi Islami Untuk Diri Sendiri Contoh Puisi islami ini adalah puisi untuk diri sendiri. Sebagai evaluasi diri akan segala hal, puisi ini berisikan tentang bagaimana kepasrahan diri dalam memohon keampunan kepada sang pencipta. adapun judul dengan tema islami untuk diri sendiri kali ini dengan judul Memohon keampunan, Bercermin pada diri, Muhasabah diri, dan renungan diri. Adapun contoh puisi untuk diri sendiri sebagaimana dibawah ini 1. Memohon Keampunan Ya Robbi….. Dalam Sujud akhirku Hamba memohon ampunkanlah segala dosa hamba Bimbinglah hati hamba ke dalam lingkup kasih sayangMu ya Robbi Ya allah Pencipta segala alam semesta beserta isinya Tiada kekuatan yang patut disembah Ya Allah……. Jika hari yang telah engkau tentukan telah tiba Ambillah hamba dengan segala kasih sayang ya allah Tak mampu jiwa ini menahan siksamu ya Robbi… Lindungi diri hamba ini dari siksa api neraka yang abadi Kemuliaan kalimah MU Membawa pesan illahi Panji Panji tauhid yang mengibarkan semangat Mencintai Robbi ku Mencintai Rasulku Ingin aku berada di masa masa itu Dimasa Nabi Allah berjuang untuk membawa dakwah Membawa kebenaran Membawa kebaikan Dan membawa penerangan 2. Muhasabah Diri Jiwa-jiwa yang tenang Cenderungkanlah hatiku terpaut padaMU ya Allah Telah termaktub dalam kitabmu Manusia akan tergolong tergolong Bersuku dan berbangsa bangsa Ya Robbi jauhkanlah diri ini dari orang orang munafik Orang orang penghamba syaitan Gaya hidup orang orang yahudi Gaya hidup orang orang kapital Mubazir ….Riba….Merampok….Membunuh… Ya Allah jagakan selalu diri ini ya allah Berikanlah kesabaran bagi hampa akan orang orang disekitar hamba Berikan selalu hidayahmu agar hamba Satukanlah hamba pada orang orang yang beriman Orang orang yang selalu bersyukur PadaMU 3. Bercermin Pada Diri Janganlah engkau sombong ketika engkau kaya Jangan merasa bahwa engkau lebih baik dari yang lain Jangan hardik para peminta Dan jangan kasar pada ibu dan ayahmu Bercerminlah pada diri mu Siapa dirimu ? Apa yang kau lakukan selama di dunia Jangan sombong dan congkak Sesungguhnya tuhan menghukummu Dengan kedudukan dan kekayaanmu Tapi ingatlah akan tiba saatnya Semua hilang seketika Dan ketika itu waktu telah tiba Tiada waktu untuk menyadari Bahwa semua fartamogana Sadarlah diri Sebelum kain putih membalutmu Orang orang memandikan jenazahmu Sifat indivisualistis tidak akan ada gunanya Sadarlah sadar takutlah ketika waktu itu tiba. Aku malu ….Setiap kali aku melihat perjuangan nya Aku cemburu mengapa hanya mereka Mengapa bukan aku Pertumpahan darah yang mewarnai bumi anbia Menggugah mujahid mujahidah Ntah dari mana mereka datang Kulihat ada sayap yang membawa tubuhnya melayang ke angkasa Senyum dipenghujung perjuangannya Seperti kilat dan cahaya abadi yang tidak bisa dilihat Aku malu Aku menangis Perjuangan nya adalah akidahnya Akidah dengan penawar surga Surga yang menyerbak wangi dan ketenangan jiwa…. Baca Juga Puisi Cinta 4. Renungan Hidup Dalam sajadah lusuh itu Raga luluh lantah Terkenang sudah yang lalu itu Ketika lupa janji akan dihitung kelak Dalam sajadah lusuh itu Teriakan tak lagi terdengar Mata sayu tak mampu melihat Telinga terasa kehilangan pendengarannya Ya allah Ijinkan diri ini bersimpuh Di sajadah panjang nan lusuh Hamba seraya meminta dan meminta Ampunkanlah segala dosa Dalam sajadah lusuh Renungan hidup aku torehkan Di dinding dinding hatiku Gemetar hati ini Lemah segalanya Membayangkan betapa celakanya diri Tak mampu merenungi diri Merenungi hidup Wahai hati hati yang kosong Kembali lah kepada cahaNYA Bermunajatlah Isi kekosongan itu degan wudhu-wudhu mu Gemercik lantunan firman Nya Membelai lembut jiwa Tenanglah…tenanglah Berlari lah kejar cahaya itu Renunghan hidup Di sajadah lusuh itu Puisi Islami Untuk Para Remaja Remaja adalah usia potensial untuk menerima informasi dan memiliki daya nalar yang masih maksimal. Puisi islami untuk remaja lebih kepada makna memanfaatkan usia dan waktu sebaik mungkin dan juga biasanya puisi islami khusus untuk remaja menyuruh kepada berperilaku akhlakul karimah dan positif. Puisi islami untuk diri sendiri, remaja dan dewasa tujuan dan arahnya hampir sama tetapi pengungkapannya disesuaikan usianya. Adapun contoh contoh puisi untuk remaja kali ini degan judul moralitas Generasi Baru, Masa Emas, Mencintai rasul, dan Harga Diri Wanita 1. Moralitas Generasi Baru Jarum jarum neraka Satu persatu anak manusia Dekadensi kehidupan Ronrongan sesat yang terus merayu anak manusia Melumpuhkan akal sehat Dan kekosongan ruhani Membuat tipu daya menguasai hati dan pikirannya Bahwa semua fartamogana Sadarlah diri Sebelum kain putih membalutmu Orang orang memandikan jenazahmu Sifat indivisualistis tidak akan ada gunanya Sadarlah sadar takutlah ketika waktu itu tiba. Hai anak muda Jangan siakan usia beliamu dengan rasa manis permen karet yang sesaat Raihlah prestasi Sayangilah orang tuamu dan ukirlah kebanggannya Janganlah engkau buta dengan ada yang ada disekelilingmu Pilihlah jalan yang terang agar dirimu tidak sesat kemudian. Fajar menyisir senja lelah pengganti harap Nalar beraduk rasa Rebah menanti lelap Hari berganti minggu Bulan berganti tahun Kutangguhkan semuanya, buat si buah hatiku Ia pun tersenyum dan kujadikan alat untuk menuntun Sambil berenang dilautan dangkal ia menarikku Akupun begitu, sambil berenang dilautan luas penuh gelombang dahsyat, kupacu kemudiku Akupun begitu Sambil berenang dilautan luas penuh gelombang, kuraih beruntun Senyum kecilnya, mimiknya, tulusnya isyarat bagiku Terasa dekat kemenangan, bangkit dari tidurku Khayal nan jauh, kugenggam dengan tanganku Dan jarak Sirna dari pandanganku 2. Masa Emas Ketika waktu emas itu datang Ingatlah wahai pemuda pemudi Usia emas itu adalah masa masa pertanggungjawaban Nikmati dan Manfaatkanlah Wahai pemuda pemudi Jangan lemah dengan silau dunia Jangan lalai dengan waktumu Keindahan itu belum berapa Wahai pemuda Masa emasmu Tidak akan berulang Tidak akan kembali Ingat Tuhan telah memberikan banyak pembelajaran Memberikan alquran sebagai pedoman Mengirimkan Rasul sebagai panduan Dan peristiwa peristiwa kejayaan dan kemunduran Telah jelas yang diberikan Telah jelas yang dihamparkan Wahai pemuda janganlah engkau lemah Ambillah bagian terindahmu Tidakhlah engkau menyadari bahwa Jika engkau hendak mengukur keesanNya maka engkau tidak akan biasa 3. Mencintai Rasul Ya Nabi ….Ya Rasul Sungguh sirahmu mengajarkan umat dunia Akan adilnya agama yang engkau bawa ya Rasul Akan mulianya Ajaran yang engkau sebar Perilakumu yang penyayang Menerima siapa saja dan kalangan siapa saja Perilaku baikmu tidak pernah tercemar Meski pedang terhunus oleh orang orang kafir Perang mu membawa persaudaraan Kebersamaan dan keadilan Sistem kepemimpinanmu adalah kepemimpinan yang jujur Memberikan hak kepada yang berhak Dan mendorong kewajiban bagi yang berkewajiban Wahai Nabi Shalawat ke atas Nabi Engkau junjunganku Ijinkan hamba menjadi pengikutnya Dunia dan akhirat 4. Harga Diri Wanita Wahai ukhti Keanggunanmu akan senantiasa terpancar Dari akhlak dan santun mu Jaga ibadah dan dzikir hatimu Untuk menjaga diri dan jiwamu Jadilah madu yang manis dan mawar berduri Agar hatimu tak mudah ditawan Oleh ketampanan dan harta Ukhti suara lembutmu saja dapat membunuh Apalagi tubuhmu Wahai pemudi Kecantikan wajahmu Bukan untuk di humbar Ingatlah bahwa perintah menutup aurat itu Uhti ingatlah auratmu adalah harta dan kehormatanmu Jagalah itu sampai waktu menjemputmu wahai ukhti Para ukhti ingatlah itu pesan pesan syariah untukmu Bukan untuk mengekangmu namun untuk menyelamatkanmu Dari siksa api neraka. Menanti keajaiban menghampiri Dengan penuh harap, aku bersimpuh pada Mu Totalitas doaku ku ucap dari lubuk hati Maksudnya totalitas doa ku ucap dari lubuk hati Merindu bukanlah arti sebuah jawab Menunggu bukanlah jawab yang bertanya Kelu kesah bukanlah tanggung jawab Tulus mata kaki meniti takdir Nya Senyap tiada gembira Riang bukan berarti ramai Sedih bukan berarti lara Asa tak berarti mati Bom waktu membuka tabir hijab menuntun takdir, lelah terasa manis dan Cita mengatur harmonis Contoh Puisi Islami Untuk Orang Dewasa Puisi islami untuk Orang Dewasa biasanya bertemakan pengakuan dosa, dan lebih ikhlas dalam menjalani ibadah. Puisi islami untuk diri sendiri, remaja dan dewasa kali ini akan menunjukkan contoh puisi islaminya. Dan puisi islami bagi orang dewasa ini juga cenderung kepada puisi puisi totalitas ibadah kepada Tuhan yang Maha Esa. Adapun beberapa contoh puisi islami untuk orang Dewasa adalah sucikan jiwamu di sepertiga Malam, Sakaratul Maut, Di batu Besar Jarang Tersandung, di Kerikil banyak Yang Jatuh dapat dilihat dibawah ini, fatwa Guru. 1. Sucikan Jiwamu di Sepertiga Malam Malam yang dingin Tidak menghentikan waktu Bagi pencari surga Jiwa jiwa manusia yang berkarat Tidak akan cukup dicuci dengan ibadah bumi Raihlah ibadah langitmu Ketuklah pintunya di saat saat itu Disaat orang orang menghamparkan mimpinya Disaat insan sedang lupa pada janjinya Sucikan jiwamu di sepertiga malam Rasakan jibril yang mencatat amal itu Ceritalah-ceritalah Tumpahkan semua Bersihkan semua luka luka itu Kesombongan itu Wahai jibril Lihatlah aku Aku rindu padamu Aku ingin engkau menyapa ku jibril 2. Batu Besar Jarang Tersandung, di Kerikil Banyak Yang Jatuh Masa kecil masa bermanja Masa remaja masa bahagia Dan dewasa masa berubah Jika tidak tersadar semula Remaja akan terbawa Dan dewasa akan sengsara Dan senja akan tersiksa Hati hati Di batu yang besar bisa terlihat Namun kerikil kerikul sering tak terlihat Wahai manusia Tidakkah engkau berpikir Bagaimana semua dihamparkan Di terbangkan Di kembalikan Dihidupkan Dimatikan…….. Cari arah cahaya itu Kelak usia senja tak lagi terpapah Dosa yang membesar Tak lagi bisa dipikul Ketika tiba di akhir masa Tak mampu berkata Tak mampu melihat Tersesat terseret seret ke dalam jurang yang gelap nan kotor Di batu besar jarang tersandung Di batu kecil banyak tersungkur…. kepadaNYA segala ampunan ketenangan dan hanya kepadaNYa Kita kembali…. Baca Juga Puisi Rindu 3. Sakaratul Maut Dingin….. Kaku…..Terpaku Merintih seperti kambing yang dikuliti Darah mendidih Sakitnya ya Allah Sakitnya ya Allah Semua terhenti perlahan Ketika daun di langit tujuh itu gugur ke bumi Bayangan hitam melesat tajam Tak kasat mata Ya allah Sekarangkah waktunya Ya allah Aku belum siap Ada adap ini ya Allah Mengapa semua tidak ada yang mendengarku Lorong apa ini ya allah Kembalikanlah Sedetik saja ya Allah Izrail memaksamu Keganasannya seperti binatang buas merobek daging daging Ingin merenggut nyawa mu Untuk kembali kepada yang abadi … Sakaratul maut…………… 4. Fatwa Guru Sadarlah engkau wahai diri, Meski emasmu berpasir intan Dunia hanya sekejap, Semua hanya rayuan Wahai usia senja Peringatan akhir sering tak terdengar Persiapkan diri Untuk menghadapi hari penjemputan itu Dunia apabila direguk akan semakin haus Minumlah secukupnya Agar tidak tenggelam dalam dahaga Sadarlah engkau wahai diri Jangan selalu menautkan budi Sebab budi tak bisa diganti Jika termakan budi Jiwa raga akan tersandra sampai mati Wahai diri tiada yang abadi Dimana langit dipijak hendaknya disitu langit di junjung Dimana kita menumpang hidup Disitulah hendaknya bersyukur Pandai jiwa sembunyi rasa Riak air tanda tak kuasa Gemercing angin menyapa dada Bisu bukan tak bersuara Tiap bait terasapi Tiap kata tercermati Laku tindak meratapi Guncang pantun tak mencederai Iringan lagu langkah menyapa, Risih tetangga tak menyapa Pandai jiwa sembunyi rasa Riak air tanda tak kuasa Gemercing angin menyapa dada Bisu bukan tak bersuara Tiap bait terasapi Tiap kata tercermati Laku tindak meratapi Guncang pantun tak mencederai Iringan lagu langkah menyapa Risih tetangga tak menyapa Seutas lara menopang nada Lirik ritme penambah nyawa Goyah..seyogyanya…tiap jasad mengolah rasa Karma…gerai masalah…tak kasat mata Pelipis wajah bukan tanda Dagu terbelah bukan berarti bahagia Tak khayal aku ingat sebuah peribahasa Akhir sulit, mencuat kemudahan pasti menyapa Gejolak sanubari mengoyak jiwa Bagai pungguk merindukan bulan tata kendala lenyap keindahan itu pasti ada… Mengalir disetiap tetes darah Proses takkan menghianati keberhasilan yang nyata Puisi Islami Tentang Kebesaran Allah Kebesaran Allah sebagai Tuhan yang disembah umat Islam seringkali menjadi sebuah inspirasi untuk membuat karya seni, termasuk puisi. Seperti contoh-contoh puisi di bawah ini yang menceritakan tentang kebesaran Allah 1. Bencana Alam Kemanakah kami kan pergi Ketika riuh bumi Mengguncang ibu pertiwi Memaksa kaki-kaki kami berlari Kemanakah kami kan pergi Saat air bah menghampiri menggulung puing Memisahkan keluarga kami Dengarkah kalian Akan jerit tangis pilu Menggetar kalbu Mencari sandaran baru Dimana kami harus mengadu Kau lihat tubuh-tubuh itu Bertumpuk layak batu Meregang kaku Telah kering air mata Bersimpuh di tengah durjana Menengadah memohon kasih sang Kuasa Menghapus pedih serta lara 2. Sang Maha Pengampun Berkilah lah kami, para manusia lalai. Bersahut-sahutan berebut dosa Kau hanya diam Bergeming Berserulah kami, para manusia hina. Tak sadar menimbun dosa Kau hanya diam Bergeming Tak ada urat malu yang kami punya, Hanya ada urat serakah Saling menjegal Saling menghina Tapi Tuhan, apa yang kau kan perbuat? Tak ada Kau tetap bergeming Menanti Pada suara panggilan kasih-Mu Terlantun Pada pengeras suara Allahu Akbar-Allahu Akbar Tercenungku pada nestapa Sehina inikah makhluk-Mu Yang nyaris selalu lupa Ataukah justru sengaja? Tapi kau tetap bergeming Allahummaghfirli Allahummaghfirli Dan kau mengampuni kami 3. Al-Qur’an Pada remang senja Adzan yang tengah dikumandangkan Para manusia berduyun Menapak kaki menuju musholla Pada takbir terakhir Salam pun menutup Satu-persatu berlalu Tinggal si alim menunggu Pada lembar kedua ratus Si alim membuka Al-Quran tua Di bilik surau Apa yang beda Saat si alim melantun Ayat demi ayat Tanpa cela Apa yang beda Pada separo manusia lainnya Yang memilih lupa Dan menonton pertunjukkan pada kotak elektronik tua Mendengar si alim Terus mengaji Pada adzan berikutnya Dengan hati lebih kaya Mereka pikir Kaya adalah harta Kedudukan penuh kuasa Atau mampu berjanji sedemikian rupa Tapi lihat si alim Bermuka teduh Tak punya harta Tak punya sanak saudara Al-Qur’an menjadi temannya Ia ngaji pagi serta petang Menjadikan kitab tua Sebagai sanak saudara Baca Juga Puisi Aku Puisi Islami Tentang Cobaan Sebagai orang yang taat beragama, hidup kita tak jarang mengalami cobaan. Namun justru pada saat itulah menjadi waktu yang tepat untuk mendekatkan diri kepada Yang Kuasa. Cobaan yang dialami pun dapat tertuang dalam sebuah karya puisi Islami seperti berikut ini 1. Ratap Wahai Insan Tersadarkah kalian Akan coba yang Tuhan beri menguji hati Kau bermuram Meratapi nasib Hilang harta yang kau cari Dari pagi hingga nyaris mati Sudahkah kau menelusuri sudut hati Dan bertanya pada diri sendiri Tuntaskah kau berserah diri Pada kuasa sang Ilahi 2. Ratap Bersimpuh Tuhanku, kau renggut apalagi kekasih hatiku mataku terpaku pada ombak yang menderu. Menyapu semua hal berharga milikku. Sebesar inikah amarahmu pada kami Yang kusadari kerap luput atas kuasamu Tuhanku, tak sanggup lagi Aku bertutur. Bahkan merancu pun aku Tak mampu. Kulihat puing-puing rumahku tak berada di tancapan. Pondasinya disini atapnya disana Sebesar inikah tegurmu pada kami Yang kusadari kerap luput atas Maha-Besar-Mu Tuhanku, haruskah aku merapal ampun Untuk mengemis maaf kepada-Mu Bukankah kau tahu, kami kerap lupa tentang Maha MematikanMu Saat kami tersadar, kau telah mengambil yang kami kasihi. Namun, pantaskah jika kami menginginkan Yang terkasih kembali sebagaimana Engkau yang Maha Mengembalikan Tuhanku, ditengah redup tenda yang menaungiku, Sudikah Engkau sekedar menampung air mataku. Puisi Islami Tentang Akhirat Al-Qur’an mengajarkan kita tentang akhirat. Tujuannya tentu saja supaya kita ingat bahwa ada kehidupan setelah kematian raga di bumi. Nah tak jarang juga akhirat menjadi ide tema yang bagus untuk membuat puisi Islami. Berikut beberapa contohnya 1. Padang Mahsyar Pada ujung masa Setelah terompet Isrofil Dibunyikan Memenuhi sangkakala Manusia tergeletak Yang iman telah pergi Yang pendosa meregang nyawa Bumi diputar layak gangsing Semesta meledak bagai balon Para malaikat mati Dunia lebur Lalu Allah menunjuk Terbangunlah seluruh makhluk Digiring pada mahsyar Ada yang bermuka babi Atau yang bermuka kera Tampaklah mana sang taat agama Dan tampaklah yang suka ingkar padanya Tak cukup itu Didekatkan matahari Pada sejengkal pelipis Menanti mizan Satu persatu 2. Siksa Neraka Tubuh terpelanting bagai bola Amal baik ia tak punya Tercebur pada kolam membara Melahap bulat-bulat raga Menanti palu gada raksasa Atas balasan dosa Yang lain diguyur cairan berapi Nampak ingin mensucikan raga-raga ini Namun tubuh terkuliti Tak habis dosa dikembalikan lagi Diguyur cairan berapi berkali-kali 3. Firdaus Dimana nikmat yang kau beri Pada hamba Yang selalu menanti Bertemu muka sang Ilahi Nikmat hebat apalagi Untuk yang selalu sujud Untuk yang selalu penuh kasih Untuk yang selalu dzikir Ketika firdaus menunggu Dibukakan gerbang megah Pada hamba yang terpana Menyambutlah sang bidadari Hilanglah susah hidup dunia Diganti nikmat di surga Balasan bagi yang bertakwa Yang selalu ingat kepada Sang Pencipta Puisi Islami Tentang Persaudaraan Sebagai sesama umat Islam tentunya kita harus saling menjaga hubungan persaudaraan. Hubungan persaudaraan yang terjalin baik memang menjadi sebuah hal yang indah. Oleh karena itu seringkali persaudaraan dijadikan tema puisi seperti berikut ini Kadang kau anggap benar Dan itu menjadi maha benar’ Menolak pendapat handai taulan Lalu timbul perpecahan Hidup ini sangat lucu Gara-gara ini timbul kemelut Gara-gara itu bergelut Tentang sepele persaudaraan tercabut Allah mencipta makhluk berbeda-beda Tapi kalian mengkotak-kotak, Menuntut sama Ah, lucunya 2. Hilang Persaudaraan Aku terpekur Nyaris mendengkur Sanak saudara telah kemana Teman-teman pergi kemana Indahnya satu yang dulu Tak ada teriakan saling menuduh Menyalahi yang ini Menyalahi yang itu aku yang benar dan kau salah.’ bukan, aku yang benar kau yang salah.’ Bertatap muka menghujat Dimana saudara yang habiskan masa riang Seperti yang kita ketahui bahwa agama Islam mewajibkan kita untuk menuntut ilmu. Kadang segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan menuntut ilmu bisa menjadi inspirasi untuk menulis puisi Islami. Di bawah ini beberapa contoh puisi Islami yang bertemakan menuntut ilmu 1. Pesantren Riuh kecil kaki kami berlari Adzan shubuh telah memenuhi bumi Suara bel berbunyi nyaring Teng-Teng Teng-Teng Semakin terbirit mengejar ngaji Lepas shubuh menyiapkan diri Berseragam necis serta rapi Menjinjing kitab kesana-kemari Menyimak guru setiap hari Kadang terkantuk Lalu kibasan sajadah menghampiri Demi belajar agama Kami terpisah dengan orang tua Kadang sebulan bersua Kadang berbulan-bulan menahan jumpa Tapi tak apa Ingin orang tua mengabdi agama Menjadi manusia cendekia Yang selalu ingat pada-Nya Dan selamat berbalas ridho-Nya 2. Hormat Guru Menunduk kami karena ilmumu Tawadhu mengharap ikhlasmu Niat berbagimu tiada jemu Oh guru, kau bak oase di tengah gurun Penyejuk dahaga akan ilmu Laku baikmu menjadi tiruku Oh guru, doakan kami muridmu Agar senantiasa terarah pada perilaku muliamu Puisi Islami Tentang Nabi Muhammad Nabi Muhammad adalah junjungan umat Islam. Kehidupan Beliau pada masanya memang sangat menginspirasi sampai kapan pun. Oleh karena itu seringkali dibuat puisi sebagai apresiasi dan kekaguman terhadap sosok Nabi Muhammad. Berikut contohnya 1. Suri Tauladan Kau lahir tanpa ayah Penuh cahaya elok rupawan Seolah semesta ikut tunduk Pada kehadiranmu Kanak-kanak kau ditinggal ibu Bersama kakek pelipur pilu Kau menjadi nabi Pada tahun ke-empat puluh Menyandang gelar al-amin Yang dapat di percaya Kaum Quraisy kau hadapi Baik yang membela atau memusuhi Bagimu tak ada sirat benci Kau ingatkan mereka untuk tunduk pada Ilahi Meski batu pernah melukai kening Kotoran melayang menodai jubahmu Olokan menghujanimu tiap waktu Tapi kau tetap melempar senyum Tak ada keluh menghadapi umatmu Tak ada ragu menuntun umatmu Kau teguh pada keyakinanmu Allah selalu menjagamu Puisi Islami Tentang Akhlak Islam mengajarkan kita agar memiliki akhlak yang mulia. Untuk menyebarkan pendidikan mengenai akhlak bisa berbagai macam cara. Tak terkecuali dengan puisi. Di bawah ini contoh puisi Islami tentang akhlak 1. Akhlak Terpuji Indah dimata menatap sosok bersahaja Tak perlu berkalung sorban Atau berhias tasbih d antara jemari Hanya senyum ikhlas menghias bibir Akhlak terpuji bukan hanya ditilik Dari rupa Dari berapa ia sujud dalam sehari Atau dalil yang malah disombongkan Tulus ibadahmu yang menjadi tolak ukur Ikhlas kebaikanmu yang dicatat Bukan lamanya kau ambil ruku’ Namun hati berdusta 2. Sedekah Tatkala kau memberi Tanpa pamrih hinggap di hati Pada sosok tua bersandar Yang bermuka kuyu serta letih Pada persimpangan jalan Ia menjinjing surat kabar pagi Dengan selendang menyampir Lindungi terik matahari Bagimu lembaran yang kau beri Sungguh tak seberapa Tapi jangan kira tak hanya dia yang bahagia Hatimu bahkan lebih bahagia Bukan hartamu yang akan berkurang Ketika kau mengikhlaskan pada sosok tua Senyum bahagia kan merekah Di sisa hari yang masih panjang Kesimpulan Puisi Islami Dari pembahasan ini menyimpulkan bahwa puisi islami untuk diri sendiri, remaja dan dewasa merupakan karya sastra tertinggi di dunia segala aspek kehidupan di alam semesta di rangkai dalam puisi-puisi islami yang menyejukkan dan menentramkan hati pembacanya. Lalu puisi puisi islami itu diaktualisasikan dalam berbagai klasifikasinya untuk dijadikan materi, media, bahkan pembelajar bagi seluruh umat manusia. Fungsi Fungsi Puisi islami Dalam kehidupan Dan Contohnya yang dibahas diatas adalah bukti bahwa puisi islami salah satu sastra yang besar. Para penyair penyair Islam selalu menuangkan kemuliaan akan mahakarya sastra tertinggi. Semua jenis puisi islami adalah pembelajar dan sangat potensial untuk pengembangan sastra dalam diri anak. Puisi Islam adalah sastra yang kaya akan nilai nilai kemuliaan diri semoga puisi puisi islami dapat menjaga akidah dan memperkuat kecintaan terhadap Allah sang maha pencipta. Puisi Islami

Orangyang mengimani Asmaul Husna Al-'Azim tidak akan

- Cari tahu arti Al Adl dalam Asmaul Husna. Al Adl adalah salah satu dari 99 Asmaul Husna. Al Adl artinya lurus atau sama. Dalam Asmaul Husna arti Al Adl adalah Yang Maha Adil Melalui sifat ini Allah SWT. memerintahkan manusia agar memberikan hak orang lain sesuai dengan yang harus diterimanya tanpa mengurangi sedikit pun. Serta mampu menegakkan keadilan sepenuh hati, baik terhadap keluarga, tetangga, teman dan masyarakat lainnya. Makna Al Adl adalah Dia yang membenarkan dan meluruskan segala sesuatunya dengan adil dan penuh keadilan. Dia selalu memberikan keadilan yang hakiki melalui kebijaksanaan-Nya tanpa ada kesalahan. Nama Allah ini dijelaskan dalam sejumlah ayat Al Quran. Allah SWT berfirman dalam Al-An’am ayat 115 وَتَمَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ صِدْقًا وَعَدْلًا ۚ لَّا مُبَدِّلَ لِكَلِمَٰتِهِۦ ۚ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ Arab-Latin Wa tammat kalimatu rabbika ṣidqaw wa 'adlā, lā mubaddila likalimātih, wa huwas-samī'ul-'alīm Artinya Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu Al-Quran sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat merubah rubah kalimat-kalimat-Nya dan Dialah yang Maha Mendenyar lagi Maha Mengetahui. Allah SWT berfirman dalam Al-Maa’idah 5 ayat 8 “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan kebenaran karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. berlaku adillah, karena adilitu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” ihKkeF.
  • chs6klwflx.pages.dev/381
  • chs6klwflx.pages.dev/76
  • chs6klwflx.pages.dev/73
  • chs6klwflx.pages.dev/207
  • chs6klwflx.pages.dev/82
  • chs6klwflx.pages.dev/331
  • chs6klwflx.pages.dev/366
  • chs6klwflx.pages.dev/55
  • puisi asmaul husna al adl